Kisah persahabatan ini di mulai ketika aku dan teman-temanku baru
saja duduk di kelas 6 SD, dan ketika itu kami sedang mengerjakan tugas
kelompok di salah satu rumah temanku. Tia, itulah nama panggilan ku,
terkadang aku selalu dipanggil adit oleh temanku karena nama lengkap ku
Aditia Septiani. Dan tak lupa ku perkenalkan teman-temanku yang kini
menjadi sahabatku yang tak pernah aku lupakan dan selalu aku rindukan
sampai saat ini, yaitu Dera, Melin dan Doni.
“udah selesai kan tugas nya?” tanya Doni. “iya gak ada, tinggal tugas
individu ini kok” jawab Dera. “ya udah kerjain aja yuk sekarang
bareng-bareng” kata Doni. “woooow itu mah emang mau kamu aja Don,
ngerjain nya bareng-bareng, tapi kamu mah tinggal copas doang” kata
Melin dengan kesal. “ya udah lah gak usah ribut, kita kerjain sekarang
aja apa susahnya sih, sekalian mikir” kataku.
Hari demi hari kami pun selalu mengerjakan tugas bersama. Terkadang,
jika tidak ada tugas pun kami selalu menghabiskan waktu untuk bermain.
Dan pada suatu ketika, aku dan sahabatku ingin membentuk sebuah
persahabatan, dan pada akhirnya persahabatan kami di beri nama oleh Doni
yaitu Persahabatan ATRIUM. Maka terbentuklah persahabatan kami yang
diberi nama atrium, seperti sebuah nama bunga yaitu bunga atrium yang
begitu mahal dan indah dan jika tersentuh oleh siapapun maka bunga itu
akan layu, dan begitupun makna dari nama persahabatan kami yaitu sebuah
persahabatan yang begitu indah dan istimewa sehingga jika ada orang yang
ingin masuk ke dalam persahabatan kami maka persahabatan itu akan
gugur. Itulah kalimat yang kami ucapkan saat kami membentuk persahabatan
kami.
Waktu terus berjalan, kami tak ingin melewati satu hari pun tanpa
sahabat-sahabat kami. Setiap hari aku dan sahabat-sahabatku selalu
melewati hari demi hari bersama. Aku dan sahabat-sahabatku paling suka
berpetualang, entah berpetualang kemana saja, dan tak pernah ada rasa
lelah. Pada suatu ketika, ada teman kelas kami yang akhir-akhir ini
selalu bermain bersama kami, yaitu Nouval namanya.
“ehh si Nouval masukin aja ke persahabatan kami, jadi berlima”. Kata
Doni. “iya tuh ide yang bagus, masa kita sahabatan tapi ada satu teman
kami yang gak bergabung dalam persahabatan kami” kata Dera. “ya udah,
kamu nouval mulai sekarang gabung di persahabatan kami, Atrium namanya”
kata melin. “hhhmmm ya sudah jika itu mau kalian, makasih yah” kata
nouval. “oya, si Doni biar gak sendirian juga tuh cowonya, hehe” kataku.
Akhirnya persahabatan kami pun bertambah menjadi lima orang. Hari
demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, kami semakin kompak
dan semakin erat ikatan persahabatan kami. Terlalu sulit untuk di
lupakan kan dan terlalu erat untuk di pisahkan.
Dan suatu ketika, peristiwa yang tak pernah kami harapkan dan tak
pernah kami bayangkan dan fikirkan pun terjadi. Hal yang paling aku dan
sahabat-sahabatku takutkan jika peristiwa ini terjadi pada persahabatan
kami.
Suatu sore hari tepatnya jam 17.00, aku ingin meminjam buku pada
sahabatku Nouval. Karena pada saat itu dia tidak masuk sekolah karena
sakit. Akhirnya aku, Doni, Dera dan Melin pun pergi ke rumah Nouval
untuk meminjam buku. Lumayan jauh rumah Nouval dibandingkan dengan rumah
Doni, Dera maupun Melin. Maka disitu aku dan sahabat-sahabatku
cepat-cepat pergi ke rumah Nouval karena hari sudah mulai gelap dan
sepertinya akan turun hujan. Waktu pun menunjukan jam 17.40, aku dan
sahabat-sahabatku cepat-cepat segera pulang setelah pinjam buku dari
nouval. Dan baru di tengah jalan hujan pun turun, aku dan
sahabat-sahabatku sangat panik. Dari situ doni mengajak aku dan yang
lainnya untuk berteduh dulu di rumah yang dekat dari situ. Aku pun cemas
karena hari sudah maghrib takut kami di cari oleh orang tua kami.
“Don kenapa kita harus berteduh dulu si? Ini kan udah maghrib, kalau
dicariin gimana?” kataku dengan cemas. “udahlah gak bakalan dicariin
kok, dari pada kita ujan-ujan nanti sakit gimana?” jawab Doni. “gimana
gak nyariin, orang udah maghrib gini” kataku kesal. Disitu kami pun
berteduh sampai jam 18.30. aku sangat cemas sekali takut dimarahin sama
orangtuaku. Dan ketika hampir dekat dengan kampung rumahku, banyak orang
yang menyanyakan aku, doni, dera dan melin. “tuh kan don, habis lah
kita” kataku. Aku sudah menyangka ini pasti terjadi.
“dari mana aja kamu?” tiba-tiba aku ketemu dengan ayahku. “abis pinjem
buku yah, tadi kan ujan, jadi berteduh dulu” jawab aku. “kenapa gak dari
siang? Main aja kamu, udah mulai besok gak boleh mai-main lagi sama
temen-temen kamu” kata ayahku. “tapi kan yah..” kataku. “gak ada
tapi-tapi, pokoknya kamu gak boleh sahabatan lagi sama mereka, kamu
harus belajar bentar lagi ujian” itulah ucapan ayahku yang tak bisa aku
jawab lagi.
Dan dari situ aku mengurung diri di kamar, merenungkan diri kenapa
peristiwa ini bisa terjadi. Oh Tuhan, begitu berat cobaan yang engkau
berikan kepada persahabatan kami. Aku menangis, berfikir dan terus
berfikir, mencoba menerima semua peristiwa yang terjadi pada
persahabatan kami. Aku baru menyadari bahwa sebab peristiwa ini terjadi
karena makna dari nama persahabatan kami. Yaitu jika ada yang masuk ke
dalam persahabatan kami, pasti persahabatan kami akan gugur. Tak pernah
teringat ketika aku dan sahabat-sahabatku memasukan Nouval ke dalam
persahabatan kami. Itu tandanya persahabatan kami telah tersentuh oleh
orang lain.
Keesokan harinya, aku Doni, Dera dan Melin pun berkumpul di tempat
yang selama ini kami bersama, bernyanyi bersama, yaitu di sawah indah.
Mungkin disitulah aku dan sahabat-sahabatku bersama di tempat terindah
yang selalu kami lewati bersama di persahabatan atrium ini.
Dan sekarang, persahabatan atrium, sawah indah dan berpetualangan
hanyalah sebuah kenangan. Kenangan yang tak pernah bisa aku lupakan, dan
persahabatan yang selalu aku rindukan sampai saat ini..
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar